Pemkot Metro Gelar Festival Budaya dan Agama: Cetak Generasi Muda Berkarakter dan Cinta Bahasa Ibu

METRO (Lampung News) – Pemerintah Kota Metro, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), menggelar dua acara besar yang bertujuan memperkuat fondasi budaya dan agama pada generasi muda.

 

Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) dan Perlombaan Pentas Pendidikan Agama Islam (PAI) sukses diselenggarakan di Gedung LEC Kartikatama mulai 8 September 2025. Acara ini diikuti oleh 1.097 peserta dari jenjang SD/MI dan SMP/MTs se-Kota Metro.

 

Dalam sambutannya saat membuka acara, Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso, menegaskan bahwa FTBI adalah sebuah gerakan perlawanan terhadap ancaman kepunahan bahasa dan budaya daerah akibat gempuran era digital dan globalisasi.

“Bahasa Ibu adalah jiwa dan identitas bangsa. Ketika anak-anak kita aktif berpuisi, bercerita, berpidato, dan berpentas drama dalam bahasa daerah, mereka sedang memperdalam akar budaya dalam jiwa mereka,” ujarnya penuh keyakinan.

 

Wali Kota Bambang juga menyoroti pentingnya ajang ini sebagai “laboratorium kehidupan” untuk melatih keberanian, kemampuan berekspresi, dan kepercayaan diri anak.

 

Kompetisi sehat, sikap menghargai proses, dan menjunjung tinggi sportivitas yang dipelajari di acara ini menjadi modal berharga untuk membentuk generasi muda yang tangguh dan kreatif.

 

Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Disdikbud Kota Metro, Dedi Hasmara, menyatakan bahwa acara yang berlangsung selama empat hari ini merupakan upaya fundamental dalam penguatan pendidikan agama dan pelestarian budaya. Ia menekankan bahwa Pentas PAI adalah ujung tombak dalam pembangunan karakter bangsa.

“Anak-anak kita tidak hanya dididik untuk menjadi pintar secara akademik, tetapi juga harus beriman, bertakwa, jujur, disiplin, dan toleran,” kata Dedi.

 

Ia menambahkan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berani dan berakhlak mulia.

 

Melalui festival budaya dan agama ini, Kota Metro berkomitmen untuk mencetak generasi yang cerdas, berbudaya, berkarakter, dan berakhlak mulia, membuktikan bahwa pembangunan rohani dan pelestarian warisan budaya adalah investasi penting bagi masa depan bangsa. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *